Bila saat ini kamu dapat tugas untuk bertemu Klien maka kamu harus mempersiapkan mental dan strategi untuk menghadapi kemauan Klien yang kadang lebih menyebalkan dari Bos..
entah karena sama-sama tidak boleh dibantah tetapi kadang Klien menjadi sumber stres dalam dunia kerja, apalagi harus bertemu dengan Klien yang reseh.
aku mengambil artikel yang menarik dari CC, mungkin bisa berguna
inilah tujuh masalah yang sering dihadapi saat bertemu klien :
KASUS 1Banyak MaunyaBila kita dipercaya perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang berhubungan dengan pemegang modal lain, otomatis kita menjadi wakil perusahaan sekaligus sebagai penyambung lidah klien
Sayangnya kerjasama yang terjalin tidak selalu mulus seperti yang diharapkan atau sesuai target. Kadang, klien besar punya ekspektasi terlalu tinggi dan banyak menuntut.
Kita bingung bagaimana menolak keinginanya tanpa terkesan nggak profesional. Disisi lain kita ngga mau terlihat sebagai pengeluh di hadapan bos dan tim-PADAHAL beban terlewat berat kemudian stres deh!!
SOLUSISebenernya tuntutan atau permintaan yang tinggi dan sepertinya tidak realistis dapat kita lihat sebagai tantangan. Jika mendapat klien besar-meski banyak permintaan-sangat berharga karena kita bisa belajar banyak.
Coba deh untuk mengubah sudut pandang kita agar lebih optimis dan semangat. Semakin kita bersemangat, semakin senang klien yang kita hadapi. nantinya kita bakal lebih dinaggap sebagai partner, bukan sekadar "pesuruh" atau bawahan yang tidak berkualitas.
KASUS 2Berubah KonsepBila kita bekerja dibidang EO , seringnya nih posisi kita seolah di bawah mereka. Maklum, mereka pihak yang punya uang
Di saat-saat kritis mereka kadang bisa seenaknya melenceng dari perjanjian awal, dan menganggap sikap mereka sah-sah saja
Betenya kita hanya bisa pasrah sebab proyek sudah berjalan sebagian. Masih mungkinkah ada
win-win solustion?SOLUSISebagai perusahaan yang berbasis servis, kita memang menganut prinsip "pelanggan adalah raja" sehingga mau tidak mau harus memberikan servis terbaik. Bila keinginan atau gagasan klien kita anggap kurang tepat, kita wajib memberitahu konsekuensinya. Katakan saja bila tetap mengikuti gagasan darinya,hasilnya mungkin kurang baik.
Kalau klien ngeyel, keputusan ada di pihak kita, kok: menghentikan proyek atau tetap jalan-dengan catatan, klien nggak berhak protes bila hasilnya ternyata memang kurang maksimal.
Cara lainya adalah kita bisa mengajukan konsep baru yang sesuai dengan misi perusahaan kita, sekaligus sesuai keinginan klien-mencari titik temu gitu deh. Ingat, tujuan utama kerjasama adalah keinginan kedua belah pihak tercapai, bukan mencari tahu pihak yang benar dan salah.
KASUS 3Deadline MolorDi Perusahaan Advertising sering ditemukan klien yang suka nggak menepati time line yang sudah disepakati. Klien merasa pegang kendali, sehingga mereka bisa cuek dan lambat merespon maupun memberikan revisi. Ujung-ujungnya, kita yang terbirit-birit dan kesusahan demi deadline terpenuhi.
SOLUSIBila kita sudah tahu kebiasaan klien yang sering molor, majukan saja time line revisi bagian mereka, sehingga walaupun mereka terlambat, deadline masih dapat terpenuhi.
Selain itu, informasikan konsekuensinya bahwa proyekyang dikerjakan bersama akan terntunda bila mereka lambat merespons. Namanya kerjasama, tentu butuh usaha dari kedua belah pihak, dong agar proyek lancar.
KASUS 4Dianggap Remeh
Usia kita yang masih muda kadang menjadi kendala saat berhadapan dengan klien.Apalagi bila klien kita termasuk orang yang percaya bahwa kualitas ditentukan berdasarkan pengalaman atau umur seseorang.
SOLUSIAnggaplag usia kita sebagai berkah. jika kita muda tetapi menunjukan kinerja yang luar biasa dan penuh semangat, apresiasi yang kita peroleh dapat juga lebih tinggi, meski untuk itu kita harus kerja dua kali lebih keras. Jangan gentar bila kita dianggap sebagai anak bawang pada awalnya. Yakin deh, dengan kinerja oke, pandangan klien ke kita akan berubah seiring waktu.
Jangan lupa penampilan juga mempengaruhi, Dengan memakai busana yang terlihat konservatif dan formal-misalnya Blazer dan High heels-bisa menaikkan usia kita dihadapan klien.
KASUS 5Diam Diam Naksir
Belakangan klien suka menelepon di luar jam kantor, topik pembicaraanya pun sudah melebar, nggak hanya seputar kerjaan. Kalau kita juga tertarik sih , oke-oke saja.
Tapi bila sama sekali tidak menaksir sedikitpun
, kita jadi sungkan apalagi proyek belum. Takutnya, hubungan jadi tidak enak atau proyek justru malah dihentikan sepihak!!
SOLUSIKita harus tegas dalam bersikap. Tunjukan bila kita hanya tertarik berhubungan secara profesional. Kalau klien sudaj kelewat batas, informasikan saja kepada atasan kita, jangan sampai masalah pribadi merugikan perusahaan. Kita selalu bisa berlindung di balik perusahaan kok, misalnya dengan meminta orang lain menggantikan tugas kita menghadapi klien.
KASUS 6Menjamu atau Menjilat ?Jika berhubungan dengan klien, tentu saja ada usaha kita untuk menyenagkan atau mengambil hatinya. tetapi jangan sampai berkesan menjilat atau menyogok . Lalu, sejauh mana kita boleh menjamu klien?
SOLUSIDalam berhubungan dengan klien, perlu dilakukan pendekatan secara personal, tetapi memang harus pada temaptnya. Sebagai langkah awal, menjamu makan adalah hal yang lumrah. Bila sudah dekat kita bisa melakukan kegiatan seperti golf atau aktivitas yang lain. Selama tidak memberi barang yang terlalu mahal-biasanya masih dianggap lumrah kok.
KASUS 7Minim InfoAda tipe klien yang biasanya suka memberi masukan sepotong-potong. Dia baru memberi tahu kita seingatnya saja-bukanya sekaligus dari awal proyek. Kalau begitu kita yang harus melakukan revisi kecil berulangkali. Ngerjain banget deh kesannya!!
SOLUSISebaiknya kita ajak klien untuk melakukan
brainstorming sehingga kita tahu betul apa yang menjadi keinginan dan harapan klien.
Sebelumnya kita juga harus melakukan persiapan agar saat brainstorming bisa memberi masukan dan ide yang dapat mengembangkan diskusi.
Semoga Bermanfaat
iklan sebentar ya
Kalau Kamu Ingin Membuat WEBSITE Menarik pesan disini ya
ALISMATA CREATIVE DEVELOPER
iklan sebentar ya
